Laman

Kamis, 05 Oktober 2023

Hujan, apa kabar?

Sudah 10 tahun semenjak aku bermain dengan rintikmu.

Aku tandus tanpa tetesan dan sayup gemericik yang menyejukan.

Aku masih bingung dengan apa yang harus kucerna dengan baik ternyata masih terus menjadi sebuah khayalan yang tak kunjung seleselai.

Bangunkan aku jika ini memang mimpi!

Aku lelah, lelah menggumam sendiri dan meringis

Lebih dari satu, dua, bahkan tujuh

Aku bosan, rasanya hanya meledak di awal, lalu hilang terbawa angin

Bahkan memang tak ada rasanya sama sekali dari garis

Katanya, ini bukan soal melupakan tapi menerima kenyataan.

Nyatanya, aku sudah sangat menerima semuanya.

Tapi, kenapa?

Ahhh, aku bingung


Senin, 25 Oktober 2021

 11 Januari 2013 - 25 Oktober 2021


3209 hari

hari yang tidak sedikit, bahkan banyak, sangat banyak

aku masih sendiri, di sini.

banyak yang berlalu, banyak yang berubah, yang datang dan yang pergi, satu yang tidak pernah kembali selamanya

apakah akan selamanya seperti ini?

menyangkal, membohongi diri sendiri, bersembunyi

aku butuh hidup

aku harus hidup

dengan tujuan

dengan arah yang jelas

entah memulai dari mana

yang aku tahu aku harus bergerak

melangkah

mencoba mencari kembali yang hilang

sendiri

dengan diriku yang adalah aku

aku

harus kutemukan dahulu

aku

harus ku kenali lagi

aku

diriku


Kamis, 15 Juni 2017

Hanya Analogi

Gulir jarum jam telah berputar tak kunjung henti sejak sosoknya pergi. Entah sudah berapa senja yang aku lewati dengan hanya menatap sketsa wajahnya. Sangat tidak adil rasanya, ahh mungkin hanya bagiku. Sangat tidak mungkin aku lakukan semua ini, yang hadir ini bukanlah sebuah khayalan namun sebuah rasa yang tidak lagi aku terima. Ohhh, malam ini pun aku mulai tak menentu. Mengingatkanku pada malam saat ku tergila-gila olehnya, dulu.
Sebut saja sebuah hal yang sangat baku tetapi tidak ada ujungnya. Menari dan menari jariku pada tuts yang berisi huruf. Menceritakan ia yang aku tak tahu seperti apa sekarang wujudnya. Jangan! Jangan pernah bahas itu.
Aku kosong. Ya, bukan karna tanpanya, tapi aku terasa kosong. Rutinitas seperti siklus berputar terus tak henti, tapi kosong. Tanpa rasa, apalagi asa. Kadang membuatku ingin menyusulnya, hahaha.. pemikiran yang aneh bukan.
Mencari aku yang sempat berada di ujung atas lingkaran, mungkin sosoknya telah pergi bersama dengan rasa yang mati setelah malam lepas dari pelukan. Habiskan waktu luntang lantung di ruang persegi selama sisa masa non-aktif. Lantangan suaraku yang biasa teradu dengan gesekan otak dari berpuluh kepala kini terganti dengan lirik gingseng penuh kepalsuan. Celetukan pencerah kini tak lagi ada, hanya tinggal desahan kebodohan.
Bercermin pada kaca terasa seperti berkaca pada air keruh. Tak nampak sosok, aku tak kenal. Karakter lalu terganti bentuk abstrak, absurd. Mencoba menggali, percuma. Tak ada alat bantu, tanah sudah dicor beton.

Siapapun pembaca rangkaian kata ini, “hey! Kamu sedang tertipu” mengertilah kalimat itu atau enyah saja matikan kotak bersinarmu. Bingung? Wajar saja. Ini memang bukan untuk dimengerti.

Selasa, 30 Agustus 2016

Banting Setir

Hey, sudah berapa lama lembar layar kaca ini kosong melompong?
Habis konten, tanpa objek yang kini tiada, sangat sulit merangkai kata
Bisa dibilang karena hilang inspirasi, tapi lebih tepatnya 'mati rasa'
Ups, terkesan kasar memang, tapi apa daya kenyataan layaknya mengkudu, pahit!
749 hari terhitung sejak semua hanya dinikmati sendiri
Kata orang, puas sendiri itu kurang baik
Kalau iya, berarti harus bangting setir
Mencoba berbagi ke yang lain, nikmat sendiri itu pelit!
Awalnya, dibuat rumit bukan untuk unik, bikan juga sok ekslusif
Rumit ini agar hanya subjek yang pahami
Kini, memang harus banting setir
Jadi, tak lagi memaksa untuk yang lain mengerti analogi benang kusut kasat mata ini
Sekarang dibuka umum untuk sepenjuru negeri bahkan di luarnya
Oke! Mulai saat ini semua lembaran tertulis dibuka untuk publik!
*prok prok prok* 

Rabu, 11 November 2015

H-4 hari yang paling bodoh 3 tahun lalu. Sekarang harinya sudah biasa. Tidak ada yang spesial tanpa pemeran utamanya.

Bulan ini 3 tahun silam awal mula dari semua, termasuk blog ini. Bermulanya cerita konyol seperti drama Korea atau mungkin akan lebih menarik jika menjadi sebuah novel drama percintaan yang amat klasik. 


Ahh, semua tidak lagi menarik tanpa pemeran utama. 

Rabu, 01 April 2015

Semusim

Sudah semusim sejak jarum jam berhenti untuk selamanya.
Berhenti berdetak lalu patah tergeletak
Kata tukang reparasi, jarum itu sudah tak bisa dipakai lagi untuk selamanya, harus diganti.
Kata tukang reparasi, lagi, jarum itu kalau diganti juga tidak sama lagi.
Jam bisa nyala tapi detiknya beda. Pergerakannya jadi lambat, kaya ada beban berton-ton, berat.
Kata tukang reparasi, lagi, lagi, waktu pembetulannya lama. Bisa makan waktu lebih lama dari waktu pemakaiannya sebelum rusak.
Kata tukang reparasi, lagi, lagi, lagi, jarum kaya gitu jarang ada lagi, langka.
Lagi-lagi kata tukang reparasi "jadi mau dibenerin ga?"

Rabu, 16 April 2014

Puncak 2 Bulan

Aku di sini, di tempat yang katanya harus ku tinggal
Dalam sebuah skema waktu yang jarum detiknya terus menusuk, menggores, membuat luka yang kian lama melebar lalu membusuk
Aku di sini, bersama hujan yang bulirnya lembut juga menyayat hingga koma, mati tapi hidup, hidup juga mati
Aku di sini, terduduk di depan nisan bertulis namaku yang tanggalnya tinggal ku ukir
Aku di sini, menunggu malaikat tersenyum bangga lalu berkata: “mati juga kan!”