Laman

Rabu, 27 Februari 2013

Lalu

Jantungku berdegup kencang, sekali. Salah bantal aku rupanyatak bisa menoleh ke samping, arahmu. Suhu rendah pendingin ruangan yang membuatku menggigil, bukan gemetar nervous, bukan. Aku sedang flu jadi tak bisa mencium aroma baju merah yang menyengat tadi, aroma apa ya? aku tidak mencium,tidak. Lagi lagi menjadi orang bodoh yang amat bodoh.

Racun apa itu yang tadi di tangganmu, hebat, mematikan. Cukup satu titik sentuhan luluhkan aku terkulai tanpa asa. Raga atau jiwa, sama mati. Boleh ku minta lagi, susu sentuhan racun. Sekali lagi, biar aku menikmatinya barang sedikit.

.. ditengah ramai disampingmu

Selasa, 15 Januari 2013

Hariku?

2 bulan berlalu sejak hari penuh ekspektasi. Pada saat ini, jam ini. Aku menjadi bodoh sebodoh orang bodoh yang amat bodoh.
Bermodal nekat 'ambekan' bocah SD, aku bilang merah tak boleh dibilang pink. Aku bilang hitam tak boleh dibilang abu-abu. Lalu ku bilang sukaku harus ku bilang.
Tanpa tahu alur jadilah kepala beralas pundak dengan runtuhan yang tak bisa dirangkai lagi dan buku emas tergenggam di tangan depan wajah.
Hingga sampailah pagi bangunkan tidur pulas nan cepat. Dan mentari hangatkan dingin jadi panas lagi jauh.

Minggu, 13 Januari 2013

Biasa (beda)




teh susu, setan merah, legislatif, akun sosial, apa lagi yang mengingatkanmu? apa?
semua, semua yang tertera sedikit saja tentangmu membuat aku sesak. sesak parah. menjadi gila. gila seperti aku yang bukan aku.
kamu orang biasa. biasa saja. biasa yang sama seperti toples juga. sama seperti jenismu yang lain. tapi kok bisa? kok bisa yang biasa berbuat beda.
beda kamu buat  aku ikutan beda. tapi bedanya lain. beda yang aneh. beda bukan beda. tapi ya beda.
hei kamu makhluk biasa (beda)!
pernah kamu merasa telah memporak-porandakan makhluk lain?
makhluk yang bukan jenismu.
merasa tidak? sepertinya tidak. tidak, tidak, tidak merasa! atau "pura-pura" tidak merasa?

Kamis, 10 Januari 2013

Bukan


Dari analogimu aku membuat coretan. Bukan yang pertama karnamu. Bukan.
Aku menulis bukan untukmu, aku berkarya bukan untukmu, tapi karnamu.
Aku tahu, bukan hanya aku yang terinspirasi oleh mu.
Aku tahu, Kamu itu memang menginspirasi.
Aku hanya salah satunya.
Bukan baru menyadari, tapi hanya baru sempat mengungkapkan.

Ini tulisan pertamaku, bukan yang pertama karnamu!
Tapi yang baru sempat terungkapkan kepada orang lain. Bukan ke kamu.

Ini pagi. Pagi buta.
Masih sempat menulis sebelum Ayam berkokok.
Bukan karna kefikiran kamu. Bukan!
Eh, “bukan” atau “Iya” ya?